Selasa, 05 Oktober 2010

Surat Terbuka untuk Menteri Agama

Surat Terbuka untuk Menteri Agama
Oleh : Hans Wijaya | 06-Okt-2010, 04:44:30 WIB

KabarIndonesia - Seorang sahabat yang kebetulan petinggi jemaat Ahmadiyah Indonesia, mengirim surat kepada saya untuk diteruskan kepada Menteri Agama RI Suryadarma Ali. Tulisan di bawah ini saya kutip dari aslinya.

Terima kasih, saya haturkan kepada Bapak Menteri Agama, yang telah memberi Ahmadiyah label aliran sesat, menyimpang dari ajaran Islam, dan karena itu Ahmadiyah tidak boleh membawa nama Islam dalam aktivitas mereka.

Ucapan terima kasih atas pelabelan ini, saya sampaikan kepada Menteri Agama, dengan senang hati dan tulus. Saya meyakini Sabda Nabi Muhammad SAW: "Jika seorang berkata kepada saudaranya, hai kafir, maka tuduhan kafir itu akan tertuju kepada salah satu di antara keduanya. Jika yang dituduh kafir itu, benar kafir, maka tuduhan itu akan tertuju kepada orang yang dituduh kafir itu."
Tetapi, jika yang dituduh kafir itu bukan orang kafir - melainkan orang beriman, maka tuduhan itu akan kembali kepada orang yang mengatakan kafir itu."

Dan, saya juga meyakini Sabda Nabi Muhammad SAW: "Membicarakan dan mengolok-olok, akan mengurangi dosa orang yang dibicarakan dan diolok-olok."

Jika label yang diberikan Bapak Menteri Agama benar, pahalanya sepenuhnya menjadi hak Bapak. Namun, jika label yang diberikan Bapak, maka dosa-dosa saya akan diambil Allah dan akan dipindahkan menjadi hak Bapak.

Terima kasih, juga saya haturkan kepada Pak Menteri yang telah menjustifikasi dan mendiagnosa, apabila Ahmadiyah dibiarkan hidup di Indonesia, konflik terus terjadi. Karena itu, langkah pembubaran merupakan pilihan terbaik untuk meredam potensi konflik horizontal antar penganut agama di level akar rumput, dan untuk itu, pembubaran akan segera dilakukan sesudah lebaran.

Saya ingin sekali segera menyaksikan kebenaran justifikasi dan diagnosa Bapak yang satu ini. Apakah setelah Ahmadiyah dibubarkan tidak akan ada lagi aksi-aksi anarkis kelompok-kelompok Islam radikal yang memang sudah menjadi watak dan karakternya, hingga menghalalkan bom bunuh diri, ataukah akan semakin merajalela?

Apakah Indonesia akan makin aman atau makin kacau balau tidak terkendali. Kita tunggu sesuai justifikasi dan diagnosa Bapak Menteri Agama. Terkait rencana pembubaran Ahmadiyah, tanggapan saya, singkat saja: Lanjutkan!

Selama hampir 30 tahun menjadi Ahmadiyah, saya sudah berulang-ulang menyaksikan kebenaran ilham yang diterima Pendiri Ahmadiyah itu. Begitu pula ribuan bahkan jutaan warga Ahmadiyah yang lain yang tersebar di berbagai belahan penjuru dunia.

Kami diharuskan mendirikan shalat lima waktu semata-mata karena mengikuti perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya dan dengan sekuat tenaga akan senantiasa menegakkan Shalat Tahajjud dan mengirim salawat kepada Junjungannya Yang Mulia. Rasulullah SAW dan memohon ampun dari kesalahan dan mohon perlindungan dari dosa; akan ingat setiap saat kepada nikmat-nikmat Allah, lalu mensyukurinya dengan hati tulus, serta memuji dan menjunjung-Nya dengan hati yang penuh kecintaan.

Kami juga diwajibkan untuk tidak mendatangkan kesusahan apapun terhadap semua makhluk Allah khususnya kaum muslimin. Kami dibai'at untuk tetap setia terhadap Allah Ta’ala, baik dalam segala keadaan susah atau pun senang, kami tidak akan berhenti memerangi adat yang buruk dan melawan hawa nafsu serta akan menjunjung tinggi perintah Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW.

Kami juga diharuskan meninggalkan takabur dan sombong. diminta untuk hidup dengan merendahkan diri, beradat lemah lembut, berbudi pekerti yang halus dan sopan-santun.

Kami juga diharuskan menghargai, menjaga kehormatan agama dan mencintai Islam lebih daripada jiwa dan harta kami. Kami akan selamanya menaruh belas kasih terhadap makhluk Allah umumnya dan akan sejauh mungkin mendatangkan faedah kepada umat manusia dengan kekuatan dan nikmat yang dianugerahkan Allah Ta’ala kepadanya.

Yang terakhir kami akan mengikat tali persaudaraan dengan hamba ini “Imam Mahdi dan Al-Masih Al-Mau’ud a.s.” semata-mata karena Allah dengan pengakuan taat dalam hal ma'ruf dan akan berdiri di atas perjanjian ini hingga mautnya dan menjunjung tinggi ikatan perjanjian ini melebihi ikatan duniawi, baik ikatan keluarga, ikatan persahabatan ataupun ikatan kerja.

Pertanyaan saya ialah, apakah orang yang berakidah dan mengamalkan sepuluh butir pola kehidupan Islam seperti ini, masih juga dikatakan menyimpang dari Islam, sesat, dan karenanya dienyahkan dari bumi Indonesia?

Pak Suryadarma Ali, jika Bapak mengatakan ajaran di atas adalah penyimpangan dari Islam, sesat, menyesatkan dan harus dienyahkan dari bumi Indonesia, maka saya tidak tahu lagi, aqidah Islam macam apa yang difahami, dianut, diamalkan dan dikembangkan?

Jika, sepuluh butir pola kehidupan Islam, yang oleh Pendiri Ahmadiyah, saya dituntun dan diminta berjanji untuk mengamalkannya, sebagai bukan Islam, sesat dan menyesatkan, dengan senang hati, tulus ihklas, saya dan ribuan jama'ah lainnya akan menerimanya dengan legowo.

Hanya saja, saya berfikir, entah seperti apa pemahaman Islam menurut Pak Menteri. (*)



Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com
Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera:
http://www.kabarindonesia.com//


1 komentar:

iib jogja mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar

SHARE

Share |

Daftar isi Blog